Perusahaan Film Keluarga Ikang & Marissa, PT Rana Artha Mulia Film
Lagu "Hanya Satu Kamu": oleh Ayah Asuhku Ikang Fawzi
(Sumpah Janji Ayah Asuhku Ikang Fawzi untuk Ibu Asuhku Marissa Haque, saat Pacaran Dulu)
"Panggilan Jiwa" Lagu Fav Marissa Haque (Ikang F & Chandra D)
Ikang Fawzi & Chandra Darusman: Kompaknya Dua Anak Deplu Alumni UI (Universitas Indonesia/ILUNI), 1982
Rabu, 03 Oktober 2012
Selasa, 04 September 2012
"Langkah Dua Artis Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi)"
Selasa, 04 September 2012 , 15:52:00 WIB
Dua artis alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi) bakal berkoalisi dan kolaborasi di Provinsi Jambi melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Menurut artis yang baru bergabung di PAN ini, dirinya kemungkinan besar bakal berkoalisi dengan Zumi di Jambi. Wacana koalisi ini muncul begitu saja, saat keduanya menghadiri pernikahan puteri Menhut Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu.
Sumber: http://www.rmol.co/read/2012/09/04/76818/KOALISI-MARISSA-ZUMI-
ARI PURWANTO/ISTIMEWA
"Langkah Dua Artis Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi)"
KOALISI MARISSA-ZUMI
Dua artis alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi) bakal berkoalisi dan kolaborasi di Provinsi Jambi melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Menurut artis yang baru bergabung di PAN ini, dirinya kemungkinan besar bakal berkoalisi dengan Zumi di Jambi. Wacana koalisi ini muncul begitu saja, saat keduanya menghadiri pernikahan puteri Menhut Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu.
Sumber: http://www.rmol.co/read/2012/09/04/76818/KOALISI-MARISSA-ZUMI-
ARI PURWANTO/ISTIMEWA
"Langkah Dua Artis Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi)"
Senin, 27 Agustus 2012
Marissa Haque Fawzi: "Indonesia's Cinematic Art Stumble and Surge"
Indonesia's Cinematic
Art Stumble and Surge
June, 2001
By. Marissa Haque Fawzi
An Indonesia Actress, is in Residence at Ohio University
Indonesia as a country among many countries in the world, cannot escape of the effect of globalization. More specially, the Indonesia film industry is influenced and shaped by the cultures and trends of many other nations. This assimilation necessary and positive for progress and increased quality as long as an individual maintains his/ her own touch, so to speak. This process is guaranteed by the fact that our world grows smaller everyday and the boundaries that once existed are no more.
The father of Indonesia film, Mr. Haji Usmar Ismail, was the first Indonesia artist to graduate from the School of Film at the University of California Los Angles as early as the 1940s. Generations to follow in the 1970’s were strongly predisposed to Russian production style and technique with Indonesian graduate from Moscow University such as Syumandjaja and Amy Priono.
Many artists to follow, Producers and Directors are products of Indonesia education and training. Their work, also distinguished, is colored by local wit and wisdom. A result of their efforts has been “Edutainment” or educational entertainment for the Indonesian citizen.
The only trouble with this is seen in the extremely small ratio of these artists in relation to the population of Indonesia, which far exceeds 200 million. If the love of money is the root of all evil it has also been the demise of the film industry in Indonesia. Many Directors viewed the production of movies as a monetary printing press.
The typical Indonesian film left nothing for the viewing public; there was no moral message and no real meaning. By the end of 1980s the film industry has stagnated and come to screeching halt. The Indonesia government further stifled the industry’s creativity and quality, and the differences from one film to the next became almost impossible to discern. It was a frustrating time for the movie-going public and even exasperating for those production teams that sought to create.
In 1990s gave us Garin Nugroho. As a young man, he graduated from University of Indonesia with a degree in Law and attended Indonesia’s Institut Kesenian Jakarta (Indonesian Art Institute). Garin Nugroho was determined to create new standard, and in the mid-1990s he began work. Nugroho presented an Eastern European style of production. Many Indonesian viewers did not understand this style of production and found the storylines difficult to follow, but his works have been honored (and have placed) at almost every international film festivals in which those have appeared.
Toward the end of 1999, a group of young Indonesian film graduates that, to date, do not wish to be identified with other movie production teams, came together to produce. They represent the new techno generation, seeking something new and different from all who came before them, and it is known to Indonesians today as the movie Kuldesak. This independent production team used a grassroots style marketing strategy throughout production. The film smacks of Quentin Tarantino. The theme song from thia movie was also honored by MTV at the MTV awards 2000 in New York.
The year 2000 was phenomenon for Rivai Riza (Film Director), Mira Lesmana and Triawan Munaf (Co Producers) with their award-winning production Petualangan Sherina or the Adventures of Sherina. The British honored this production with the presentation of the British Chavening Award Scholarship to Riza. This is only logical because Riza finished his Master of Arts in screenwriting at a British Institution in 1999. Riza ia rich with British style.
What do we see in the future of the Indonesian film industry? What style do we hope will prevail? There are so many possibilities, but that which cannot be denied and is clear to even those who would close their eyes is that American films are shown on every channel of Indonesian television and fill Indonesian theatres. In this lies an undeniable answer.
We are also aware that American film is a collection of assimilations from across the world. Thus we come full circle of globalization and interdependent world in which we live. We will, each and every one of us, learn from all of those around us without exception, if we hope to progress. This is a continual process that will go on for as long as we breathe.
Marissa Haque Fawzi: "Indonesia's Cinematic Art Stumble and Surge"
Kamis, 23 Agustus 2012
Bunda Marissa Haque Fawzi: Kenangan Belajar saat Kuliah Film di Ohio University School of Films
Sumber: http://dominikadanmarissa.blogdetik.com/2012/08/23/marissa-haque-dari-dominika-dittwald-learn-everything-from-everybody/
Pada saat kita di luar Indonesia, tentu setiap detik adalah saat memulung ilmu, benar yang dikatakan oleh karibku Dominika Dittwald bahwa we learn everything from everybody. Kesukaan kami dalam hal membaca memang klop satu sama lainnya.
Namun karena Bahasa Inggris adalah bahasa ibu dari Dominika (selain Perancis dan Polandia), maka saya selalu tertinggal dalam hal capaian jumlah buku yang telah habis kami baca setiap minggunya. Dan saya jadi hampir selalu mentraktirnya minum susu-coklat panas di cafetaria dekat kampus kami, karena hampir selalu kalah 'taruhan'. Kami memilih minum susu-coklat atau moccacino karena Dominika faham saya Muslimah dan tidak meminum alkohol (walau saat itu saya masih on-off-on-off pakai kerudung terutama pasca kejadian September 11).
Seingatku Dominika sering mengucap nama Sir Ken Robinson yang mengatakan: "... never confuse knowledge with common sense...". Robinson adalah seorang pendidik revolusioner yang mengatakan bahwa ada fakta yang menyebutkan (tahunnya saya lupa) bahwa 98% anak di Amerika Serikat lahir dengan kemampuan "divergent thinking." Dan hal itu membuat mereka 'tidak ada matinya' di dalam mencari solusi terhadap setiap permasalahan yang mereka hadapi!
Tak heran selama kami sekolah film di School of Film, Ohio University, Athens, USA kami selalu hampir setiap hari dicekoki kalimat "...there is no room for mistakes!" Knowledege comes but wisdonm lingers. Knowledge is power, the more you know, the more powerful you become. Uang, harta, dan jabatan dapat hilang, namun melalui ilmu Allah, nalar, kasih, dan kepedulian akan remain sustainable...insya Allah...
Di dalam Bahasa Latinnya kurang-lebih adalah begini: " Tamdiu discendum est, quamdlu vivas"...
Bismillahirrahmannirrahiiim...
Pada saat kita di luar Indonesia, tentu setiap detik adalah saat memulung ilmu, benar yang dikatakan oleh karibku Dominika Dittwald bahwa we learn everything from everybody. Kesukaan kami dalam hal membaca memang klop satu sama lainnya.
Namun karena Bahasa Inggris adalah bahasa ibu dari Dominika (selain Perancis dan Polandia), maka saya selalu tertinggal dalam hal capaian jumlah buku yang telah habis kami baca setiap minggunya. Dan saya jadi hampir selalu mentraktirnya minum susu-coklat panas di cafetaria dekat kampus kami, karena hampir selalu kalah 'taruhan'. Kami memilih minum susu-coklat atau moccacino karena Dominika faham saya Muslimah dan tidak meminum alkohol (walau saat itu saya masih on-off-on-off pakai kerudung terutama pasca kejadian September 11).
Seingatku Dominika sering mengucap nama Sir Ken Robinson yang mengatakan: "... never confuse knowledge with common sense...". Robinson adalah seorang pendidik revolusioner yang mengatakan bahwa ada fakta yang menyebutkan (tahunnya saya lupa) bahwa 98% anak di Amerika Serikat lahir dengan kemampuan "divergent thinking." Dan hal itu membuat mereka 'tidak ada matinya' di dalam mencari solusi terhadap setiap permasalahan yang mereka hadapi!
Tak heran selama kami sekolah film di School of Film, Ohio University, Athens, USA kami selalu hampir setiap hari dicekoki kalimat "...there is no room for mistakes!" Knowledege comes but wisdonm lingers. Knowledge is power, the more you know, the more powerful you become. Uang, harta, dan jabatan dapat hilang, namun melalui ilmu Allah, nalar, kasih, dan kepedulian akan remain sustainable...insya Allah...
Di dalam Bahasa Latinnya kurang-lebih adalah begini: " Tamdiu discendum est, quamdlu vivas"...
Bismillahirrahmannirrahiiim...
Marissa Haque dari Dominika Dittwald: "We Learn Everything from Everybody"
Rabu, 22 Agustus 2012
Film dan Politik-hukum: "Dulu saat Kuliah 2003 Saya Legislatif PDIP, 2012 Saya Bacaleg PAN dan Sudah Doktor "
Sumber: http://dominikadanmarissa.blogdetik.com/
Dulu saat kuliah film di Athens, Ohio, Amerika Serikat pada tahun 2003 saya terpilih menjadi anggota Legislatif dari PDIP, dan sekarang pada tahun 2012 saya dipersiapkan oleh Pak Hatta Rajasa untuk menjadi Bacaleg PAN.
Tiba-tiba saya teringat kepada Dominika Dittwald sahabatku dulu saat kuliah di sana, Dominika sudah MFA dan saya tidak menyelesaikan sekolah filmku karena harus mengabdi kepada rakyat di Senayan.
Namun atas ijin Allah dan doa semua kerabat dan sahabat yang dekat di hati, hari ini alhamdulillah pendidikan saya mumpuni. Sudah menjadi Doktor dan siap insya Allah menjawab tantangan zaman.
Thank You Allah...
Marissa Haque Fawzi: "Dulu saat Kuliah 2003 Saya Legislatif PDIP, 2012 Saya Bacaleg PAN dan Sudah Doktor "
Sabtu, 18 Agustus 2012
“Keteladanan dalam Film Umar bin Khatab dalam Kehidupan Kami”: Marissa Haque & Ikang Fawzi
Terimakasih banyak MNC TV dan UIN Jakarta.
“Keteladanan Umar bin Khatab dalam Kehidupan Kami”: Marissa Haque & Ikang Fawzi
Kawasan Umum - JAKARTA- Sosok Umar bin Khattab yang memiliki jiwa kepemimpinan teladan sangat dikagumi banyak orang. Salah satunya Marissa Haque yang sangat mengagumi sosok Umar.
“Umar yang terlihat garang, ketika dibacakan ayat-ayat Alquran langsung luluh hatinya. Itu yang namanya hidayah kan,” kata Marrisa saat ditemui di Kampus UIN, Ciputat, Tangerang Selatan.
Begitu juga dalam kehiduan keluarganya, Marrisa dan Ikang Fawzi mencoba mengaplikasikan ajaran yang baik untuk diterapkan dalam keluargannya.
“Ikang dan saya sebagai wakil imam di rumah, kita lead by example. Apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita katakan sebagai manusia yang penuh dengan kesalahan,” ujarnya.
(rik)
Posted in Gagasan/Concept | No Comments »
Senin, 14 Mei 2012
"Dirjen HaKI Tetapkan Hak Cipta Unyil di Tangan Pak Raden: dalam Marissa Haque Fawzi"
Penulis : Muhammad Fauzi
Kamis, 26 April 2012 18:14 WIB
MI/Adam Dwi/wt
Penegasan itu disampaikan Dirjen HaKI Ahmad M Ramli usai menerima Pak Raden (Suyadi) yang didampingi Tim Advokasi dan Konsultan HKI antara lain R. Dwiyanto Prihartono, Risa H Amrikasari, Yosafat T Triharjanto, Lury Elza Alex, dan Khrisna Pabichara, Kamis (26/4).
Dikatakan Ramli, hak cipta adalah hak yang mendapat perlindungan kuat meskipun tidak didaftarkan ke Ditjen HKI. Rezim hukum yang berlaku telah memberikan perlindungan terhadap suatu ciptaan yang telah lahir dan memenuhi syarat seperti ciptaan Pak Raden yakni boneka tokoh cerita Unyil.
Dirjen HaKI Ramli juga mengimbau agar ditempuh penyelesaian menggunakan cara out of court settlement (di luar pengadilan). Ini untuk mencapai hasil maksimal dengan tetap mempertahankan aspek manfaat dan ekonomi selain aspek moral atas suatu ciptaan.
Di sisi lain, R. Dwiyanto yang mendampingi Pak Raden mengatakan, persoalan pokok tentang boneka si Unyil milik Pak Raden karena terjadinya distorsi dalam perumusan kontrak yang bersifat tidak menguntungkan bagi pencipta. (Faw/OL-5)
"Dirjen HaKI Tetapkan Hak Cipta Unyil di Tangan Pak Raden: dalam Marissa Haque Fawzi"
Minggu, 29 April 2012
Presiden SBY : Kunjungi Studio Animasi Terbesar Di Asia Tenggara (Berita untuk Bunda Marissa Haque Ikang Fawzi)
Sunday, 29 April 2012 09:32
BATAM - Dalam kunjungan kerjanya selama dua hari di Kepulauan Riau, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Bambang Yudhoyono menyempatkan diri mengunjungi Infinite Studios di kawasan Nongsa, Batam, Sabtu (28/4) pagi.
Di studio animasi terbesar di Asia Tenggara inilah film animasi Meraih Mimpi yang pada tahun 2007 diputar di bioskop-bioskop Indonesia diproduksi. Film animasi anak-anak seperti Garfield, Rollbots, dan Franklin and Friends juga dihasilkan dari sini.
SBY dan Ibu Ani menonton beberapa animasi pendek hasil karya studio ini dan kemudian meninjau kompleks studio. Ketika melihat tempat para animator bekerja, SBY dan Ibu Ani berbincang dengan seorang animator, Febri Indriani namanya, dan bertanya mengenai pekerjaannya. Febri adalah alumnus Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Bandung.
Presiden kemudian berkeliling ke Ruang Art yang berisi properti film, Backlot yang merupakan setting untuk film luar ruang, dan studio yang saat itu sedang digunakan sebagai setting film Wild West.
Infinite Studios berada di kawasan yang masih 'perawan'. Di sekelilingnya masih banyak lahan kosong yang ditumbuhi rerimbunan ilalang dan pepohonan yang tak terawat. Infinite memiliki setidaknya tiga ruang studio dan sebuah ruang utama.
"Kita semua bangga," kata Presiden kepada mereka yang sedang bekerja di studio, pada akhir kunjungannya.
SBY dan Ibu Ani menonton beberapa animasi pendek hasil karya studio ini dan kemudian meninjau kompleks studio. Ketika melihat tempat para animator bekerja, SBY dan Ibu Ani berbincang dengan seorang animator, Febri Indriani namanya, dan bertanya mengenai pekerjaannya. Febri adalah alumnus Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Bandung.
Presiden kemudian berkeliling ke Ruang Art yang berisi properti film, Backlot yang merupakan setting untuk film luar ruang, dan studio yang saat itu sedang digunakan sebagai setting film Wild West.
Infinite Studios berada di kawasan yang masih 'perawan'. Di sekelilingnya masih banyak lahan kosong yang ditumbuhi rerimbunan ilalang dan pepohonan yang tak terawat. Infinite memiliki setidaknya tiga ruang studio dan sebuah ruang utama.
"Kita semua bangga," kata Presiden kepada mereka yang sedang bekerja di studio, pada akhir kunjungannya.
"Saya berharap kalian akan terus berkarya dan menjadi lebih baik" tambahnya seperti dilansir laman Presiden ri. (c8/lik)
"Presiden SBY : Kunjungi Studio Animasi Terbesar Di Asia Tenggara untuk Bunda Marissa Haque Ikang Fawzi)"
Govt to Set Up Film Board to Boost Production: The Jakarta Post (in Marissa Haque & Ikang Fawzi)
Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2012/04/03/govt-set-film-board-boost-production.html
Jakarta | Tue, 04/03/2012 5:13 PM
The government will spend Rp 10 billion (US $1.09 million) to set up the Indonesian Film Board (BPI) this year to boost the local film industry, a minister says.
"This is our commitment to improve the quality of local films as well as to increase theier quantity," Tourism and Creative Economy Minister Mari Elka Pangestu said in Jakarta on Tuesday.
Indonesia produced 25 films between January and March, up from 19 films during the same period last year, she said.
Mari said the government would favor certain types of film. "We are going to focus on films for children and Indonesian heroes this year - films that develop Indonesian values and education.” (nfo)
Sabtu, 03 Maret 2012
Bunda Marissa Haque Fawzi: Doa untuk Angelina Sondakh sebelum ke Dilli, Timor Leste
Marissa Haque Ikang Fawzi: Angelina Sondakh adalah nama yg saya doakan sore ini sblm heading to Dilli, Timor Leste.
Rilis: UGM Terima Kunjungan Dubes RI Untuk Timor Leste
Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste, Eddy Setiabudi melakukan kunjungan ke UGM. Kunjungan dalam rangka meningkatkan hubungan bertetangga antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Timor Leste diterima Rektor, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D, Kamis (10/11).
Disamping berharap masukan dari civitas UGM untuk meningkatkan hubungan baik selama ini, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Eddy Setiabudi berkesempatan ceramah di hadapan para dosen dan mahasiswa di lingkungan UGM. "Kunjungan ini memang bersifat kedinasan, karena bersama kami turut serta para mantan kuisoner, KKP, ini sebagai bentuk evaluasi untuk meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste," ujar Eddy Setiabudi di ruang Multimedia.
Menurutnya terdapat tiga permasalahan yang mesti harus diperhatikan menyangkut kebijakan hubungan bertetangga antara Indonesia dan Timor Leste. Ketiga masalah tersebut adalah terkait Hak Asasi Manusia (HAM), Aset, aset individu, BUMN dan aset negara serta permasalahan terkait batas negara. "Ketiga isu tersebut amsih perlu dibicarakan, dan benang merah permasalahan perlu diurai agar kedua negara dapat bertetangga secara lebih baik," paparnya.
Dalam ceramah, Eddy meyakini bila sebagai anggota dan berpegang pada piagam PBB, Indonesia memiliki prinsip-prinsip hidup bertetangga yang baik. Terlebih pegangan tersebut disanding dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam peacefull principle. "Karenanya dalam praktek hidup bernegara hal itu tinggal melakukan perluasan dengan berbagai program," katanya.
Pendapat senada di sampaikan Rektor, Prof. Sudjarwadi. Dikatakan dengan kunjungan Dubes Republik Indonesia untuk Timor Leste akan semakin memperluas network dan kedua negara bisa saling bertukar pengalaman. "Terlebih untuk ide-ide dalam hal bertetangga yang baik sebagai hubungan antar negara, spesifik Indonesia dan saudara muda pemerintah Timor Leste," tutur Rektor.
Dalam hal ini, kata Rektor, UGM bisa mengembangkan dan melakukan studi guna kepentingan perbatasan kedua negara. Apalagi dari hasil studi tersebut nantinya bisa menjadi contoh dan memberi inspirasi bagi mahasiswa di berbagai negara. "Jika di bidang demokrasi Indonesia menjadi terbaik ketiga, kita juga bisa berharap menjadi contoh untuk studi perbatasan," paparnya. (Humas UGM/ Agung)
Marissa Haque Fawzi: Doa untuk Angelina Sondakh sebelum ke Dilli, Timor Leste
Minggu, 08 Januari 2012
"Marissa Haque Fawzi: Terimakasih Mas Buni Yani @buniyani di Leiden, Belanda"
Just do the Best and Allah will do the Rest
Ketika kita di dzolimi oleh orang yang tidak dikenal, dan kita merasa fitnah yang dilontarkan itu keterlaluan kejinya, maka kita boleh meminta Allah Azza wa Jalla untuk menurunkan pertolongan-Nya yang datang melalui arah atau pintu yang tak terduga. Inilah yang terjadi ketika saya menangis di dada Ikang Fawzi suamiku tercinta atas fitnah di twitter.com yang dilontarkan oleh @deedeekartika trionya Memes addie MS dan Addie MS yang sering mengatakan bahwa "saya sakit dan segera cepat sembuh." Dan hal tersebut selalu disebarkannya di twitter-nya atas nama @addiems. Sehingga terpkirkan oleh saya bahwa sayapun rasanya perlu suatu saat menceritakan siapa sebenarnya Addie MS, mengapa dia tidak suka sekolah, dan mengapa sejak dia baru menikah selalu menunjukkan ketidaksenangannya terhadap hobiku bersekolah!
Dee Kartika Djumadi Trionya Memes Addie MS Ternyata Bukan PhD dari Amsterdam UniversiteitSebenarnya seluruh pemberkasan untuk penuntutan pidana pencemaran nama baik serta perbuatan tidak menyenangkan telah selesai kubuat. Memang terdengar sangat menyeramkan. Apalagi ditambah dengan ancaman hukuman dari UU ITE yang kami (saya dan tim pengacara) akumulasikan. Namun apakah proses hukum tersebut akan terus saya jalankan, tergantung kepada hasil pertemuan saya dengan Dekan FEMA IPB Dr. Arif Satria besok sore atau lusa sore di kantornya.
Terhadap kejahatan yang ditimpakan ke saya, alhamdulillah telah datang bantuan dari Allah melalui arah tak terduga. Seseorang di negeri Belanda yang bekerja sebagai periset atas nama @buniyani, tanpa diminta telah membuka kedok Dee Kartika Djumadi atas nama twitter @deedeekartika yang mengaku sebagai seorang PhD, ahli ekonomi makro, kader Partai Demokrat, dan pemilik perisahaan "Spin Doctor." Kedok yang berhasil diungkapkan oleh @buniyani atas dusta Dee Kartika Djumadi alias @deedeekartika adalah bahwa dia:
(1) tidak pernah lulus dari program doktor di Amsterdam Universiteit; (2) namanya tidak juga terdafar di sana; (3) patut diduga S2 dia dari FKom UI jurusan Komputer juga bodong. Sehingga kita semua sekarang jadi tahu kapasitas Dee Kartika Djumadi atas nama twitter @deedeekartikaitu sesungguhnya bagaimana ya? Yah, kelasnya penipu barangkali ya?
Banyak Pendukung yang Baik Para Kekasih Allah
Semisal: @MarissaFHUGM, @MarissaFEBUGM, @ikangichalovers, dan lain sebagainya yang sesungguhnya baru saya kenal belakangan. Juga yang bernama Wendy, Vavai, Linda, Kirana, Petrus, Khaki, Buana, dan lainnya. Lihatlah semacam dukungan dan permintaan semacam di bawah ini:
@BuniYani Kakanda Buni Yani di Amsterdam, mohon kiranya dpt terus dipantau kebohongan @deedeekartika utk @addiems & @memes605 ya?
Ada juga Bang Vivayoga teman KAHMI dari PAN DPR RI, semisal:
Ketika kita di dzolimi oleh orang yang tidak dikenal, dan kita merasa fitnah yang dilontarkan itu keterlaluan kejinya, maka kita boleh meminta Allah Azza wa Jalla untuk menurunkan pertolongan-Nya yang datang melalui arah atau pintu yang tak terduga. Inilah yang terjadi ketika saya menangis di dada Ikang Fawzi suamiku tercinta atas fitnah di twitter.com yang dilontarkan oleh @deedeekartika trionya Memes addie MS dan Addie MS yang sering mengatakan bahwa "saya sakit dan segera cepat sembuh." Dan hal tersebut selalu disebarkannya di twitter-nya atas nama @addiems. Sehingga terpkirkan oleh saya bahwa sayapun rasanya perlu suatu saat menceritakan siapa sebenarnya Addie MS, mengapa dia tidak suka sekolah, dan mengapa sejak dia baru menikah selalu menunjukkan ketidaksenangannya terhadap hobiku bersekolah!
Dee Kartika Djumadi Trionya Memes Addie MS Ternyata Bukan PhD dari Amsterdam Universiteit
Terhadap kejahatan yang ditimpakan ke saya, alhamdulillah telah datang bantuan dari Allah melalui arah tak terduga. Seseorang di negeri Belanda yang bekerja sebagai periset atas nama @buniyani, tanpa diminta telah membuka kedok Dee Kartika Djumadi atas nama twitter @deedeekartika yang mengaku sebagai seorang PhD, ahli ekonomi makro, kader Partai Demokrat, dan pemilik perisahaan "Spin Doctor." Kedok yang berhasil diungkapkan oleh @buniyani atas dusta Dee Kartika Djumadi alias @deedeekartika adalah bahwa dia:
(1) tidak pernah lulus dari program doktor di Amsterdam Universiteit; (2) namanya tidak juga terdafar di sana; (3) patut diduga S2 dia dari FKom UI jurusan Komputer juga bodong. Sehingga kita semua sekarang jadi tahu kapasitas Dee Kartika Djumadi atas nama twitter @deedeekartikaitu sesungguhnya bagaimana ya? Yah, kelasnya penipu barangkali ya?
Banyak Pendukung yang Baik Para Kekasih Allah
Semisal: @MarissaFHUGM, @MarissaFEBUGM, @ikangichalovers, dan lain sebagainya yang sesungguhnya baru saya kenal belakangan. Juga yang bernama Wendy, Vavai, Linda, Kirana, Petrus, Khaki, Buana, dan lainnya. Lihatlah semacam dukungan dan permintaan semacam di bawah ini:
@BuniYani Kakanda Buni Yani di Amsterdam, mohon kiranya dpt terus dipantau kebohongan @deedeekartika utk @addiems & @memes605 ya?
Ada juga Bang Vivayoga teman KAHMI dari PAN DPR RI, semisal:
@vivayogamauladi Viva Yoga Mauladi
Saya Telah Lulus Program Doktor dari IPB
Berikut bukti kenanganku Marissa Haque Fawzi saat lulus ujian Doktor dari IPB
@asepsunarya71 @rohimghazali @buniyani "Nama lengkapnya: Buni Yani Kartika.." hehe.. Pizz.. yang ngeledek menggabungkan nama Mas Buni Yani dengan Dee Kartika Djumadi.
Jadi sebenarnya siapasih si Dee Kartika Djumadi alias @deedeekartika? Baiknya barangkali kita simak hasil investigasi Mas Buni Yani dari Leiden, Belanda ya?, sebagai berikut:
BuniYani Buni Yani
@ Deededeekartika adalah fellow PublicPolicyIns policy.paramadina.ac.id/index.php?opti… @aniesbaswedan
@rohimghazali argumentasi yg lemah. kalau anda di politik mestinya anda bersih2 mulai dr hal2 kecil ini. jgn ada kebohongan.
@rohimghazali mari kita jaga ruang publik kita agar selalu melindungi kebenaran. kalau tak bergelar phd jangan ngaku2.
@rohimghazali mas, aku salut sama sampean membela teman, tapi monggo hati2 ya, mari kita sama2 cek. sy tetap respek sama anda.
@rohimghazali belum final kesimpulan kita apakah dia tdk tamat dari UvA karena sdg menunggu konfirmasi dari almamater
21. tak ada nama si tokoh dlm daftar dsertasi UvA ini ase.uva.nl/aseresearch/ob…
8. utk ngeles, dia bilang sdg ada di breda, kembali @sociotalker ngecek weather forecast, ternyata di breda juga tak ada salju, yg ada hujan
7. dlm twitnya kpd @sociotalker dia bilang sdg di amsterdam yg bersalju, di belanda tak ada turun salju, saya sejak okt di sini.
»
1. seseorang di twitter memakai gelar phd di web perusahaannya, mengklaim tamat ekonomi makro universiteit van amsterdam belanda
Saya Telah Lulus Program Doktor dari IPB
Berikut bukti kenanganku Marissa Haque Fawzi saat lulus ujian Doktor dari IPB
http://youtu.be/nGwiM9AQQRQ
Semoga Addie MS dan Memes juga Deee Kartika djumadi legowo bahwa saya layak jadi Doktor dengan dignity dari salah satu respectable univeristy di Indonesia bernama IPB. Dan saya menyarankan agar mereka bertiga turut mencicipi nikmatnya menjadi mahasiswa atau mahasiswi di IPB, sebagai kampus menyenangkan dan gudang ilmu.
Apa Rasanya Addie MS dan Memes Punya Mitra Kerja Dee Kartika Djumadi ya?
Saya jadi ingat disaat Mas Adji Soetama dan Ikang Fawzi suamiku muncul di Metro TV untuk mengenang kepergiaan Mas Utha Likumahuwa dan mengumpulkan donasi untuk keluarganya, ternyata yang menjadi pimpinan pengumpulan dana adalah si Dee Kartika Djumadi. Lalu saya juga ingat 'bisik-bisik' diantara teman jurnalis infotainment, bahwa si 'tokoh' yang mengatasnamakan ketua pengumpulan dana itu mendapatkan dana besar dari Ketua Umum Partai demokrat bernama Bang Anas Urbaningrum sebesar Rp 100 juta,-. Karenanya Dee Kartika Djumadi bisa nyanyi trio bersama suamiku Ikang Fawzi dan Adjie Soetama. Gambarnya adalah sebagai berikut di bawah ini:
Karena fungsinya sebagai "kurir" dana sumbangan tersebut karenanya patut diduga dia dengan leluasa menempatkan dirinya dalam jajaran artis atau figur publik terkenal di Indonesia. Karena tak lama setelah aktivitas tersebut album Trio Memes Addie MS yang diproduseri oleh dekan FEMA IPB bernama Dr. arif Satria alias @arif_satria lalu muncul di pasaran.
Saya jujur terluka! Bahkan merasa terhina oleh komentar yang dilakukan oleh Dee kartika Djumadi dengan mengatasnnamakan Dekan FEMA IPB Dr. Arif Satria @arif_satria, sebagaimana yang saya lampirkan di bawah ini:
Saya jujur terluka! Bahkan merasa terhina oleh komentar yang dilakukan oleh Dee kartika Djumadi dengan mengatasnnamakan Dekan FEMA IPB Dr. Arif Satria @arif_satria, sebagaimana yang saya lampirkan di bawah ini:
Saya yakin rasa terluka saya yang dalam berikut rasa pahit karena dihina dapat menjalar kepada para pembaca blog saya dimanapun anda berada. Lebih jauh, saya semakin terluka karena Addie MS suami Memes yang merupakan kawan SMA suamiku ikut-ikutan memberikan komentar tidak menyenangkan, sebagaimana saya tunjukkan di bawah ini:
Addie MS dari sejak lama memang merasa terganggu atas hobiku yang bertolakbelakang dengan dia. Selama masa perkawinan saya memang saya cuekkan karena memang nafsi-nafsi saja! Beda dunia dan ladang tempat mencari nafkah. Saya memang mulai merasa sangat terganggu dengan 'hobi' pamer payudara para artis penyanyi lawas Indonesia seangkatan saya. Dan kegusaran saya itu sering saya sampaikan ke Ikang Fawzi suami saya karena itu dunia nyanyi dia. Entah mungkin karena Ikang Fawzi suamiku tahu saya tidak suka dengan 'gerakan jualan payudara' para artis lawas dan ternyata dalam show "Odessey" Vina Panduwinata berpakaian seronok semacam yang saya gusarkan, lalu saya tidak diundang!
Yang parah adegan manggung Vina Panduwinata dengan payudara hanya 1/3 tertutup, pakai berpelukan dengan Ikang Fawzi suamiku! dengan adanya kejadian di atas panggung tersebut, membuat saya sempat mendiamkan suami untuk waktu yang lumayan lama!
Rasa jijik dan terlukaku demikian dalam. Khususnya karena saya sangat-sangat kenal siapa dan bagaimana gaya bergaul Vina Panduwinata yang sangat "ramah" alias "rajin menjamah."
Sehingga, bagaimana saya bisa dibilang sakit dan Addie MS yang normal? Padahal adegan di acara "Oddesey" itu dekat dengan saat dia mau pergi haji. Sesungguhnya saya tidak peduli, termasuk ketidakmampuan dia menasehati istrinyapun saya tidak perduli!
Rupanya saat berhaji itulah dia berkenalan dengan Dekan FEMA IPB @arif_satria seperti apa yang didapatkan di akun twitter-nya.
Addie MS dan Memes memang media darling, dan dia punya kawan media yang sering juga menyerang saya bernama Denny Sakrie. Lagi-lagi saya tidak kenal dia, sehingga komentar saya hanya pada beberapa gambar poster lama saya prosuksi Pak Raam Punjabi yang dia tayangkan di koleksi gambar twitter-nya. Tapi untuk apa coba Bang Denny sakrie melakukan semua itu terhadap saya? Bukankah antara dia dan saya tidak ada urusannya sama sekali? Saya akan up-load-kan foto Denny Sakrie dan Addie MS di lain waktu, Juga Dekan FEM IPB dan Addie MS saat berhaji tahun lalu. Ada apa dengan semua itu? Kenapa saya harus mereka korbankan? Siapa master-mind di belakang ini semua?
Sebenarnya saya salut dan bangga dengan apa yang sudah diraih Memes dan addie MS dan kedua putra mereka, dan berdoa semoga dalam waktu dekat kedua anak-anakku juga mampu memproduksi lagu dan musik seperti mereka. Jujur mereka berbakat dan produktif. Sebagai yang pernah kenal dengan mereka saat masih kecil dulu, demi Allah saya turut bangga. Tapi dengan luka menganga di dadaku terkait dugaan kecemburuan mereka terhadap prestasi capaian akademikku, khususnya doktor dari IPB dengan dignity, kok rasanya akan lamaaaa.... sekali baru akan sembuh.
Innalillahi wa innailaihi rojiuun... saya mencoba memaafkan mereka semua, walau hukum harus tetap dijalankan...
Mas Buni Yani saudaraku yang dirahmati Allah... may Allah bless you always my brother... Hati-hati di ranah orang, Belanda jauh, namun Allah Azza wa Jalla dekat ya Mas? Allahu Akbar!
Terimakasih banyak untuk semua investigasinya terhadap @deedeekartika alias Dee Kartika Djumadi sang PhD bodong dari Amsterdam Universiteit, Belanda. Termasuk juga bahwa Dee Kartika Djumadi yang akun di twitter-nya hari ini baru diganti dengan @deespindoctors ternyata juga bodong sebagai ILUNI dari Fakultas Ilmu Komputer. Dia si @deedeekartika alias Dee Kartika Djumadi atau @deespindoctors drop out dari Universitas Indonesia! Sehingga memang tidak heran kelakuan dia sangat tidak berbudaya karena memang stadar S1 sih ya?
"Marissa Haque Fawzi: Terimakasih Mas Buni Yani @buniyani di Leiden, Belanda"
Langganan:
Postingan (Atom)